MENGAPA BANYAK LULUSAN SMK TIDAK
TERSERAP DUNIA USAHA/ DUNIA INDUSTRI (DU/DI) ?
Kesenjangan kompetensi antara
pencari kerja dengan kebutuhan industri berperanan besar bagi tingkat serapan
tenaga kerja. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)
sejatinya terus berikhtiar mendekatkan rumpang (gap) kualitas peserta didik
dengan kebutuhan dunia usaha / dunia industri (DU/DI), yang terus berubah dan
berkembang. Perkembangan ekonomi dan teknologi
telah menuntut kualitas kompetensi peserta didik yang makin baik dan
sejalan dengan kebutuhan dunia usaha. Salah satu cara mendekatkan kesenjangan
itu, antaranya perlu ditempuh melalui sekolah kejuruan berkonsep teaching factory.
APA KONSEP TEACHING FACTORY?
Menurut Kuswantoro (2014), teaching
factory menjadi konsep pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya untuk
menjembatani kesenjangan kompetensi antara pengetahuan yang diberikan sekolah
dan kebutuhan industri. Pembelajaran melalui teaching factory bertujuan untuk
menumbuh-kembangkan karakter dan etos kerja (disiplin, tanggung jawab, jujur,
kerjasama, kepemimpinan, dan lain-lain) yang dibutuhkan DU/DI serta
meningkatkan kualitas hasil pembelajaran dari sekedar membekali kompetensi (competency
based training) menuju ke pembelajaran yang membekali kemampuan memproduksi
barang/jasa (production based training).
APA YANG MENJADI PROGRAM POSKO
HIJAU ?
Berpedoman kepada konsep
pembelajaran diatas, Yayasan Phoskko Hijau menggandeng perusahaan penyedia
teknologi pada metoda Biophos_kkogas [Biodigester-Pirolisis-Komposter-Gasifier] mendirikan SMK Hijau. Yayasan Posko Hijau, SUATU BADAN HUKUM dengan
akta pendirian Notaris Ano Muhammad Nasruddin SH No 31 sebagai lembaga DENGAN
No AHU 11434.50.10.2014-yang selama 5 (lima) terakhir telah menyelenggarakan pelatihan
serta menjadi tempat praktek lapang (PL) siswa maupun praktek kerja industri
(Prakerin) keahlian energi terbarukan para guru SMK dari berbagai daerah.
MENGAPA SMK HIJAU MENJADI PENTING
BAGI SISWA?
Atas dasar adanya kebutuhan
masyarakat Bandung dan sekitarnya, mulai tahun ajaran 2020 menerima siswa
kejuruan menengah guna mengikuti program pembelajaran regular. Dengan dukungan
PT Cipta Visi Sinar Kencana perusahaan penyedia teknologi energi terbarukan dan
pupuk organik dan berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam penyedia mesin dan
enzyme bagi pengelolaan sampah, limbah dan biomassa, dapat dipastikan siswa belajar
dan menguasai keahlian atau keterampilan yang dilaksanakan berdasarkan konsep
teaching factory yakni menjalankan prosedur dan standar kerja industri
sesungguhnya.
APA BIDANG KEAHLIAN SMK HIJAU ?
Bidang keahlian SMK Hijau meliputi bidang Teknik Energi Terbarukan dan bidang Agribisnis Agroteknologi, dengan kompetensi keahlian yang diprogramkan, sesuai struktur kurikulum sebagaimana permendikbud No 07/2018 adalah
1. Teknik Energi Biomassa ( 3 tahun), Bidang Teknik Energi Terbarukan2. Agribisnis Organik Ekologi ( 4 tahun), Bidang Agribisnis Agroteknologi
MENGAPA PENTING ENERGI BIOMASSA
DAN AGRIBISNIS ORGANIK EKOLOGI?
Biomassa diproduksi oleh tanaman
hijau yang mengkonversi sinar matahari menjadi bahan tanaman melalui proses
fotosintesis Biomassa tersebut dapat berasal dari tanaman, pepohonan, rumput,
umbi, limbah pertanian, limbah hutan, tinja dan kotoran ternak. Potensi sumber
daya energi biomassa di Indonesia diperkirakan sebanyak 49.810 MW, yang berasal dari
tanaman dan limbah. Diluar data biomassa masih terdapat
potensi bahan baku bagi pembangkitan energi yakni sampah domestik. Menurut
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK, 2019) jumlah timbulan sampah
secara nasional sebesar 175.000 ton per hari atau setara 64 juta ton per tahun
jika menggunakan asumsi sampah yang dihasilkan setiap orang per hari sebesar
0,7 kg.
Disamping sebagai bahan energi
terbarukan, pengembalian biomassa kedalam ekosisitem lingkungan juga sangat
penting jika mengingat siklus karbon (C Organik) dan unsur hara ( NPK, unsur
mikro, senyawa dan hormon) bagi kelangsungan produksi berkelanjutan bahan
pangan dan berbagai produk bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Pesatnya
penggunaan pupuk sintetis dalam beberapa dekade terakhir telah memberikan
hasilnya pada peningkatan produktivitas pertanian, perkebunan dan tanaman
kehutanan, namun demikian tidak kurang banyak ekses negatif yang ditimbulkan
dari masifnya penggunaan pupuk sintetis tersebut.
APA PROSPEK EKONOMI ENERGI BIOMASSA
DAN AGRIBISNIS BERBASIS ORGANIK?
Dasar pemikiran pemilihan kedua jurusan dari kedua bidang keahlian
diatas adalah besarnya potensi alam yang belum termanfaatkan bagi kesejahteraan
manusia. Saat ini, biomassa telah menjadi sumber energi paling penting di setiap
wilayah dunia (Thran D et al, 2010). Mengingat besarnya potensi
biomassa dan, dilain pihak, terdapat peluang pasar mengisi kebutuhan pangan
sehat berikut sarana produksi pupuk dan pestisida organik serta alat mesin
pertanian, maka terdapat prospek besar guna diusahakan oleh tenaga terlatih
yang memiliki kompetensi pada usaha pertanian (agribisnis) berbasis organik dan
ekologi. Pengusahaan pertanian dalam arti luas ( perkebunan, kehutanan)
memerlukan penguasaan akan kemajuan teknik teknologi serta otomatisasi alat
mesin pertanian (mekanisasi).
Dari pandangan diatas, kedua kompetensi keahlian terpilih
diharapkan menjadi jalan keluar bagi masih tingginya tingkat pengangguran
karena lemahnya keterampilan angkatan kerja serta masih rendahnya tingkat
pemanfaatan potensi alam nasional bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Perkembangan teknologi hari ini
dan masa depan akan meningkat pesat. Menurut
Guru Besar Teknik Elektro ITB, Prof. Pekik Argo Dahono, teknologi baru seperti
smart grid, big data dan AI (Artificial Intelligence), distributed energy
resources, blockchain, cyber security, dan beragam teknologi baterai telah
mewarnai industri ketenagalistrikan. Bergantungnya teknologi kepada energi,
sementara bahan bakar fosil makin terbatas, dunia pun akan menyambut era prosumer
(producer dan consumer) dan enernet (energy on internet) dan kebangkitan energi
baru dan terbarukan (EBT).
Sementara itu, karena proses
pembangkitan energi berbahan biomassa menghasilkan produk nutrisi bagi
pertanian organik, sejalan dengan pendapat Guru Besar Perlindungan Hama dan
Penyakit Tanaman Universitas Hasanuddin Makassar, Prof. Dr. Sylvia Sjam
menyatakan perlunya mempromosikan pertanian organik ini sebagai sebuah solusi
pertanian berkelanjutan.
Penguasaan teknologi biomassa sebagai
bahan baku energi maupun pertanian organik akan memiliki peranan penting bagi sumberdaya
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan laporan Komisi Brundtland PBB tahun 1987, yang mendefinisikan istilah
pembangunan berkelanjutan adalah "memenuhi kebutuhan sekarang tanpa
mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan” (***)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar