Peranan mekanisasi penuh pada pengomposan model bedeng terbuka dari hanya menggunakan mesin pencacah sampah (MPO) dan pengayak, antara lain dengan penambahan alat fermentasi ( Rotary Kiln), hasil seratus persen buatan di dalam negeri ini, telah memberi banyak keuntungan dan manfaat baru bagi pembuatan kompos dalam kepentingan pengolahan sampah di kota. Memberikan citra dan pencitraan higienis suatu instalasi pengelolaan sampah, di lokasi dekat aktivitas manusia penimbul sampahnya berada serta, bahkan, memberikan pendapatan ekonomi kepada pengelolanya, adalah solusi atas masalah perkotaan. Dengan demikian, diharapkan mendorong pada lahirnya banyak entitas bisnis kecil di berbagai lokasi timbulan sampah, yang membuka instalasi pengelolaan sampah kota (IPSK) sebagai layanan publik pada skala kawasan komunal.
Mekanisasi, penggantian bedeng dengan rotary kiln pada pengolahan sampah di kota, adalah keniscayaan bagi kepentingan mewujudkan pengelolaan sampah yang berbasis kepada kekuatan masyarakat (komunitas) untuk mandiri. Masa depan pengelolaan sampah, bukan lagi suatu biaya jasa dan pembelian alat mesin yang harus kita bayar kepada korporasi asing (impor), yang akhirnya kemudian jadi beban masyarakat. Sampah, bagi masa depan kita, adalah sumber daya baru bagi upaya menumbuhkan ekonomi lokal, setelah sumberdaya ekonomi lainnya, karena kekuatan liberalisasi, ketidakarifan dan kepentingan pemerintahan berwenang maupun kelalaian kita semua, kini banyak dikuasai korporasi asing.
Memang benar, mekanisasi penuh dengan penggunaan Rotary Kiln pada pengomposan akan membutuhkan tambahan investasi mesin. Namun, dibanding dengan cara tradisional atau bedeng terbuka (open windrows), masih memberi kelayakan secara analisa investasi ekonomi. Bahkan, output berupa pupuk padat dan pupuk cair, yang asalnya sebagai lindi, kini menjadi material baru, secara nyata (signifikan) memberikan keuntungan ekonomi. Kelayakan sosial juga meningkat, memberi manfaat kepada warga sekitar serta, dengan mekanisasi penuh, bebas dari timbulan bau busuk serta cairan lindi, kelayakan lingkungan juga terpenuhi. Mekanisasi penuh, berupa penambahan mesin rotary kiln, dalam pengomposan skala suatu instalasi mampu melayani timbulan sampah dari setiap 1000 orang, diharapkan lahir sebagai jawaban atas makin sulitnya pengelolaan sampah secara tersentralisasi, seperti model pembuangan sampah ke TPA selama ini.
Penempatan 5 unit rotary kiln, menjadi instalasi pengelolaan sampah di kota, di berbagai lokasi timbulnya sampah dari kawasan komersial (perumahan, apartemen, mall, restoran, hotel, pabrik dan kawasan industri) maupun kawasan sosial (komplek pendidikan, rumah sakit), berarti turut menunjang bagi upaya mengembalikan bahan organik ke pertanian. Dengan merobah sampah organik disajikan dalam bentuk pupuk organik (kompos), akan diterima kalangan petani, untuk kemudian mereka, para petani, memberikan hasil pertanian sebagai bahan pangan dan produk sehat bagi orang kota. Instalasi pengolahan sampah, dengan mekanisasi penuh berada di sekitar sumber timbulnya sampah perkotaan, akan berfungsi dalam turut membangun model pengelolaan sampah mendukung pada terwujudnya pertanian secara berkelanjutan*)
Tempat pembuangan akhir (TPA) bukan satu-satunya solusi dalam penanganan sampah, karena rentan menimbulkan konflik dengan masyarakat.
BalasHapus