Media olah sampah organik Komposter Biophoskko
yang dirancang-desain mendasarkan pada karakter bakteri dalam aktivator Green Phoskko GP1, telah berusaha membantu agar membuat kompos secara
modern adalah cepat, praktis, higienis, dan bebas dari bau serta
berulat. Dan, dengan itu, semua anggota keluarga jadi senang
melakukannya.
Dari pengalaman panjang sebagai penyedia teknologi (
technology provider) peralatan olah sampah sejak tahun 2004,
sebagaimana terlihat di katalog http://www.kencanaonline.com, Tim Cipta Visi Sinar Kencana (CVSK)
mulai tahun 2011 mengenalkan teknologi konversi pemusnahan sampah
organik bukan saja menjadi kompos melainkan lebih jauh menjadi energi Biogas, Bio Elektrik dan Pupuk tanaman sayuran akuatik serta "protein" hewani.
Biogas, setelah dilewatkan pemurnian (methan purifier), dijadikan bahan
bakar generator, kompor maupun mesin (engine); sementara, lumpur
(slurry) dari digester diaktivasi bakteri tertentu menjadi penumbuh
probiotik ( probiotic generator). Materi berbentuk serbuk ini, kemudian
disajikan dalam selubung PVC ( catridge) sehingga praktis ditempatkan
dalam kolam portabel. Catridge akan membiakan plankton (zooplankton,
fito plankton), jasad renik cacing yang tiada lain adalah pakan alami
ikan
Dengan perlakuan (treatment) biologis melalui catridge probiotik serta teknik pembuatan kolam yang memungkinkan terjadinya
sirkulasi dan penangkapan oksigen, pengkondisian air dalam kolam portabel KPP 1000 L menjamin naiknya oksigen terlarut ( dissolve
oxygen/DO), rendahnya partikel terlarut ( total dissolve solid) maupun
terjaganya derajat PH> 7. Dengan teknik itulah air kolam portabel
akan terjaga hingga berakhirnya 1 siklus budidaya ikan (per 3 bulan
tanpa penggantian air, namun tetap higienis, tidak berbau). Dengan
budidaya ikan (misalnya jenis carnivora lele) dalam KPP 1000 L, sisa
makanan khususnya jenis sampah hewani (duri ikan, tulang ayam) dijadikan
pakan tambahan.
Selanjutnya kolam portabel KPP 1000 L, yang dapat
dibangun jumlah banyak dalam rangkaian (shelter) yang dilengkapi pencacah duri dan tulang (sink grinder), kolam KPP 1000 L menjadi
efektif mengkonversi sisa makanan manusia menjadi protein. Keberadaan kolam dengan catridge probiotik akan mampu menjadi
pengkonversi sampah sisa makanan yang dijadikan pakan khususnya bagi
jenis ikan pemangsa daging (carnivora) seperti lele. Kolam probiotik
portabel (KPP) sangat cocok ditempatkan di halaman rumah, apartemen,
komplek perumahan maupun area bisnis korporasi ( hotel, restoran),
kantin pabrik, area pusat jajan makanan dan lokasi tempat timbulan
sampah sisa makanan lainnya seperti food court, pusat jajan serba ada
dan lainnya.
Ragam fungsi kolam probiotik portable (KPP 1000 L) di rumah dan tempat usaha makanan :
1. menjadi tempat penyimpanan ikan konsumsi pengganti fungsi lemari pendingin/ freezer karena terdapat kolam menjaga ikan selalu segar tanpa biaya listrik,2. ikan tersimpan di kolam makin bertambah besar atau bobot timbangan naik,3. menjadi sarana bagi usaha ternak ikan tanpa resiko rugi karena ikan mati lemas bisa dimasak,4. menjadi alat konversi pemusnah sampah makanan (food waste). Jenis ikan carnivora (misalnya lele clarias ) memakan hampir segala sisa masakan (ikan, ayam dan daging) sementara, ikan omnivora (gurame, ikan nila, mas) memakan sisa masak sayuran5. menghadirkan suasana halaman lebih segar namun tetap higienis. Catridge booster menjadi media pengisian aktivator bakteri probiotik untuk menahan laju nitrifikasi ( anaerobic process) penyebab bau kolam dan air6. memutus rantai makanan dari tempat sampah dimakan tikus, dialihkan menjadi pakan tambahan ikan (lele).
Produksi ikan dalam kolam probiotik portabel KPP-1000 L sangat praktis,
hanya menambahkan 1 m3 air sungai, air hujan maupun air sumur (non
chlorine PDAM), memasukan bibit (misalnya lele) 4 kg setara 200 ekor,
dalam 3 bulan berpeluang menjadi 20 kg. Pada harga pasar saat ini Rp
20.000/kg, akan diperoleh penjualan Rp 400.000. Ikan carnivora efektif
menuntaskan sampah makanan menjadi protein dengan perolehan sebesar FCR
(Feed Consumtion Ratio) masing-masing. Misalnya ikan lele, memiliki
FCR=1, akan mampu menghabiskan sisa makanan manusia sebesar 1 kg
terkonversi menjadi 1 kg bobot ikan sumber protein.
Sumber air
(non Chlorine PDAM) dari penampung hujan (rain harvesting), sungai dan
sumur bukan saja bagi pengisian kolam, lebih jauh dengan teknologi Reverse Osmosis, menjadi air minum tanpa energi ( LPG, biogas) siap
langsung minum. Proses filtering osmosis akan membuang 2/3 air baku bagi
kolam sementara 1/3 menjadi air minum yang memenuhi persyaratan (
TDS< 40, DO~7).
Dan, panen air hujan serta menyelesaikan
sampah sisa makanan dengan teknik konversi biologis ini, disamping
menghadirkan siklus protein dan peningkatan sanitasi lingkungan, konon
juga bisa meningkatkan indek kebahagiaan ( index of happiness) warga
suatu kota. Index ini adalah salah satu indikator yang digunakan untuk
mengukur kesejahteraan berdasarkan tingkat kebahagiaan masyarakat. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar